Membuat sesuatu yang
besar memang tidak mudah, harus melalui perjuangan yang keras dan itu pasti
sulit untuk dilakukan. Memang tanpa disadari semua orang pasti memiliki
keinginan dan harapan dimasa mendatang baik tentang dirinya sendiri ataupun
kelompok. Bahkan banyak orang mencoba memulai apa yang di inginkannya dimasa
mendatang dengan melakukan hal hal kecil yang berhubungan dengan hal tersebut
sejak dini. Membuat atau mencita citakan sesuatu adalah hal lumrah yang memang
harus dimiliki oleh semua orang, karena dengan hal ini seseorang akan mencoba
mengarahkan aktivitas nya secara lebih komprehensif. Kemudian rancangan bahkan
strategi pencapaian pun harus mulai disusun dengan matang dan penuh
pertimbangan. Berbicara rancangan atau strategi memang tidak ada habisnya, hal
ini disebabkan karena rancangan atau strategi selalu bagus diatas kertas tapi
tidak pada kenyataannya. Istilahnya yang sering menggambarkannya adalah dengan
kalimat “ekspektasi tidak sama dengan realitas yang ada”.
Rancangan dan strategi
pencapaian ini harus diimbangi dengan gerak dan langkah yang seimbang. Makanya
keinginan dan harapan dimasa mendatang haruslah balance dengan kondisi, situasi, dan problematika yang ada melalui
kaca mata seseorang tersebut. Melihat dan menyikapi hal ini tentu harus ada
solusi agar kemudian semua orang mampu tergerak untuk berubah menjadi lebih
baik. Tidak hanya itu, tetapi juga tergerak untuk kemudian mengawal perubahan
dilingkungan dan kondisi secara verbal. Penulis memberikan gambaran bahwa untuk
membuat sesuatu yang besar adalah dengan menyadarkan diri bahwa ada sesuatu
yang besar didalam dirinya yang pasti mampu diterjemahkan dan diwujudkan dalam mencapai
keinginan dan harapan tersebut. Dimulai dari menata hati, menata niat, menata
tekad dan menata keteguhan hati. Hal ini adalah sinkronisaasi yang jelas
sebagai bentuk hubungan antara manusia dengan tuhannya (Habluminallah). Menurut sudut pandang penulis hal ini sebenarnya
yang seringkali di acuhkan. Hampir kebanyakan orang rata rata hanya melihat
dari sudut pandangan hubungan manusia dengan manusia (Habluminannas). Sehingga hal ini yang perlu disadarkan untuk
kemudian mampu mewujudkan apa yang telah diinginkan dan diharapkan untuk hari
esok.
Menata hati otomatis
menata keteguhan, karena semuanya harus dimulai dari hati, seberapa besar
keinginannya pun jika tidak dimulai dari hati pasti akan sulit. Hati yang sudah
tertata akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan rutinitas seseorang
dalam mencapai keinginan dan harapan. Dan yang menjadi tolak ukur keteguhan
hati ini adalah tetap istiqomah dalam proses pencapaiannya. Istiqomah secara
bahasa adalah tegak, lurus dan konsisten. Istiqomah memang berat karena
tantangan bagi seorang muslim adalah melalukan hal baik dengan istiqomah,
melakukan hal baik secara konsisten dan tetap sesuai dengan ajaran dan
tauhid-Nya. Oleh sebab itu penataan hati dalam ke istiqomahan ini menjadi hal
yang vital untuk kemudian mampu berselaras terhadap apa yang di inginkan dan di
harapkan.
Mengibaratkan sebuah
telur, bahwa telur yang baik adalah yang pecah dari dalam bukan pecah dari
luar, jika pecahnya dari dalam akan keluar makhluk hidup yang baik tetapi jika
pecah dari luar akan hancur. Hal ini menjadi suatu filosofi bagi kita semua
bahwa hal baik harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Dimulai dengan
menata hati, niat dan tekad kita tentang apa yang menjadi keinginan dan harapan
kita kedepan. Kemudian harus di imbangi dengan usaha keras secara istiqomah. Wajar
saja jika hal itu sulit, karena setiap perjuangan tidak ada yang mudah. Terbentur
terbentur dan terbentuk.
Tetap Adil Berfikir
Ikhlas Berkarya. Salam
Moch Faizul Huda
Malang, 3 April
2017
EmoticonEmoticon