Budaya “Ngopi” Mahasiswa




Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang identik disebut sebagai kaum intelektual. Bagian dari masyarakat yang mempunyai citra baik untuk kemudian menjadi penompang meneruskan perjuangan. Mahasiswa harus mampu bergerak diberbagai bidang, menjadi bagian dari solusi atas problematika sosial dan ilmu pengetahuan. Mahasiswa yang notabene adalah sosok penentu dan pengawal kebijakan para penguasa atas hukum hukum yang ada harus mencari metode sederhana agar mampu beradaptasi secara komprehensif. Mahasiswa harus mengasah kemampuan dan keahlian agar mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat, baik itu persaingan keilmuan ataupun persaingan global. Mahasiswa ini harus mampu menjadi agent perubah, agent kontrol, agent pengawal perubahan itu sendiri.
Berangkat dari usaha untuk mengembangkan potensi diri mahasiswa memerlukan ruang pengembangan yang masif agar mampu bersaing dengan yang lainnya. Ruang pengembangan ini berbeda beda antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lainnya. Ruang pengembangan yang masif ini bermacam macam seperti diskusi, kursus, pelatihan pelatihan, melakukan hoby ataupun dengan sekedar berwacana di tempat tempat kecil layaknya warung kopi. Bagi dunia mahasiswa istilah warung kopi adalah istilah yang tidak asing lagi, warung kopi menjadi icon khusus untuk berdiskusi dan mengembangkan wacana ataupun strategi mahasiswa. Istilah yang menjadi booming bahkan menjadikan istilah yang kental bagi kalangan mahasiswa pada umumnya dengan sebutan “Ngopi”.
“Ngopi” secara istilah diartikan sebagai suatu keadaan ketika berada di warung kopi, “Ngopi” menjadi trend  lain di kalangan mahasiswa karena dapat di maknai yang lain seperti Ngobrol Pintar atau Ngolah Pikir. Sebenarnya “Ngopi” sendiri tidak selalu diartikan sebagai penyuka kopi, “Ngopi” tidak selalu minum kopi, karena “Ngopi” bisa pesan selain kopi seperti teh, susu, joshua atau yang lainnya. Hal ini sebenarnya yang menjadi asumsi negatif bagi yang tidak suka kopi, karena mereka hanya beranggapan bahwa “Ngopi” berarti peminum dan penyuka kopi. “Ngopi” adalah tradisi yang tidak mungkin dihilangkan di kalangan mahasiswa pada umumnya, karena dengan “Ngopi” mahasiswa dapat berekspresi secara bebas.
 “Ngopi” menjadi magnet tersendiri bagi mereka yang memang suka dan menganggap bahwa dengan “Ngopi” dapat meningkatkan daya pikir untuk berwacana tentang indonesia yang lebih baik. Aktivitas ini pada dasarnya tidak selalu dikutatkan dengan wacana dan diskusi diskusi, karena budaya ini menjadi lebih sederhana untuk mengakrabkan dan meningkatkan ikatan emosional diantara para pecinta kopi. Mahasiswa yang cenderung aktivis kopi pun rata rata berpendapat bahwa dengan “Ngopi” dapat menemukan inspirasi inspirasi dalam hidup. Budaya “Ngopi” menjadi citra yang terus menempel di kalangan mahasiwa dalam ranah aktualisasi sosial. Hal inilah yang menjadikan budaya “Ngopi” masih dan tetap tersublim dalam kehidupan mahasiswa.
Penulis berpendapat bahwa budaya “Ngopi” ini tidak akan pernah hilang di kalangan mahasiswa. Hal ini melihat realitas mahasiswa yang menganggap budaya ngopi ini lebih praktis dan dinamis bagi semua kalangan. Sehingga perlu dipahamkan kepada mahasiswa bahwa perlu pemanfaatan budaya “Ngopi” secara efektif dan efisien. tidak sekedar menghegemoni mahasiswa dalam keadaan heddon tanpa arah dan tujuan. Sudahkan anda “Ngopi” hari ini??
Tetap Adil Berfikir Ikhlas Berkarya. Salam


Moch. Faizul Huda
Malang, 31 Maret 2017
Previous
Next Post »