Gerakan Mahasiswa Peduli Kendeng




Suara peduli Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali terdengar di civitas akademika kampus ini. Kumpulan Mahasiswa yang terkumpul di dalam “Aliansi Mahasiswa UIN Malang Peduli Kendeng” mencoba menyatukan suara untuk peduli terhadap kasus kendeng. Kasus ini merupakan bentuk kesembronoan pemerintah dalam menyikapi proses perizinan pembangunan Pabrik Semen di daerah Kendeng. Aliansi Mahasiswa ini tersentak bangun untuk kemudian ikut dalam menyuarakan nada nada keadilan dengan melakukan aksi kepedulian guna menggugat pihak pemerintahan agar mencabut izin pendirian pabrik semen di kendeng.
Perlu diketahui bahwa kasus kendeng ini sebenarnya sudah terjadi cukup lama di kendeng, penolakan demi penolakan pun sudah dilakukan oleh Masyarakat kendeng agar tidak dibangun Pabrik Semen. Jika dilihat dari sisi Lingkungan, Hukum, Bahkan Ekonomi pembangunan pabrik semen ini memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat dan petani kendeng pada khusunya. Dari sisi lingkungan menunjukan data bahwa adanya perbedaan hasil AMDAL pembangunan pabrik semen yang dikeluarkan oleh salah satu lembaga dengan hasil AMDAL yang dilakukan dengan survei langsung di lapang. Ini menjadi suatu ketimpangan data yang terlihat mengada ngada dan hanya mementingkan pihak tertentu saja (pemilik modal). Selain itu melihat sudut pandang lingkungan menunjukan jika pabrik ini jadi dibangun, hal ini akan merusak struktur tanah dan akan mengakibatkan struktur tanah menjadi keras, menghilangkan sumber mata air, relung air, dan lain sebagainya.
Kemudian secara sudut pandang Hukum, tahap pembangunan pabrik semen ini menunjukan adanya pelanggaran hukum, karena didasarkan pada addendum Amdal RKL RPL yang tidak layak, Selain itu, alasan perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan ataupun karena alasan lainnya sebagaimana diatur dalam pasal 50 PP 27 tahun 2012 adalah untuk kegiatan atau usaha yang telah memiliki izin Lingkungan yang berlaku. Selanjutnya adalah sudut pandang Ekonomi bahwa pembangunan pabrik semen di kendeng sangat timpang karena hanya menguntungkan sebagian pihak saja. Rata rata masyarakat kendeng yang notabene bermata pencaharian sebagai petani ditawari menjadi pekerja buruh jika pabrik semen ini berdiri. Hal ini menjadi tidak adil karena hanya tersedia kurang lebih 800 pekerja pabrik nantinya. Selain itu keahlian sebagai petani pun jelas berbeda jika dituntut sebagai pekerja buruh pabrik, yang pastinya akan memutus siklus mata pencaharian para petani kendeng. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan pabrik semen kendeng ini sangat tidak sesuai jika dilakukan.
Selain hal diatas kasus kendeng juga semakin booming di media akibat meninggalnya ibu patmi, beliau adalah salah satu pegiat lingkungan kendeng yang sempat melakukan aksi demonstrasi cor kaki untuk membela masyarakat kendeng dari pembangunan pabrik semen. Berangkat dari informasi ini Mahasiswa yang tergabung dalam “Aliansi Mahasiswa UIN Malang Peduli Kendeng” membuat sebuah agenda yang tujuannya adalah untuk menyadarkan rasa kemanusiaan dan membangun kepedulian bersama. Agenda ini di mulai pada hari Kamis, 30 Maret sampai Jum’at, 31 Maret 2017 dengan berbagai rentetan kegiatan yakni Aksi galang dana, Diskusi kendeng dan terakhir ditutup dengan Pangung pembebasan. rangkaian acara di UIN Malang ini menjadi agenda penutup dari kesatuan agenda “Malang Peduli Kendeng”. Besar harapan dari semua pihak yang terkait baik dari lembaga atau pun personal untuk tergerak hati dan pikirannya guna ikut bergabung dalam “Aliansi Mahasiswa UIN Malang Peduli Kendeng”.
Serangkaian agenda ini menjadi bekal berharga untuk civitas akademika UIN Malang agar lebih peka terhadap kondisi sosial kemasyarakatan di Indonesia ini. Selain itu agenda ini menunjukan bahwa aliansi yang terhimpun dari berbagai golongan baik itu OMEK, UKM, Komunitas dan lain lain merupakan agenda yang pantas untuk dilaksanakan. Semoga ini menjadi batu loncatan untuk terus berkarya dan peduli sesama. Mengutip dari salah satu pegiat dan aktivis lingkungan bahwa “Negara tidak akan hancur karena perebutan kekuasaan, tapi Negara akan hancur karena habisnya Sumber Daya Alam”.
Tetap Adil Berfikir Ikhlas Berkarya. Salam Lestari Bumi Indonesia. Salam


Moch Faizul Huda
Malang, 31 Maret 2017
Previous
Next Post »