Bagaimana Memahami Kebutuhan?




Malam semakin memuncak bersama secangkir kopi hijau susu dan kepulan asap para perokok para sahabat sahabat sekalian sedangkan penulis hanya sebatas pengidap asap pasif yang masih bertahan dengan idealisme nonperokok. Rutinitas malam seperti ini memang sudah sering terjadi semenjak penulis mengenal dunia Organisasi. Entah karena sudah terbiasa atau bagaimana, momen dan suasana seperti ini bagai candu untuk kembali. Pun demikian, penulis merasa banyak mengambil manfaat dengan adanya momen dan suasana ini. Sebatas diskusi ringan, tertawa bersama, bermain game, dan bernyanyi bersama menjadikan suasana lembut mengalir seakan lupa waktu. Terkadang beberapa orang berpendapat bahwa hal hal semacam ini tidak ada manfaat dan terkesan heddon. Entahlah mana yang benar atau mana yang salah, penulis hanya mengikuti apa yang sekiranya efektif untuk dilakukan.
Nah, setelah melakukan beberapa diskusi, muncul beberapa pertanyaan yang kemudian berputar keras dalam angan masing masing personal. Bagaimana memahami kebutuhan diri  masing masing?. Sedikit menjawab yang pasti adalah semua makhluk hidup mempunyai kehendak untuk memenuhi kebutahan baik tumbuhan, hewan, dan secara khusus pada manusia. Kehendak pemenuhan kebutuhan bisa di sama artikan dengan nafsh artinya adalah suatu yang muncul dalam upaya bertahan hidup. Tumbuhan membutuhkan air, CO2, klorofil dan cahaya untuk berfotosintesis dalam upaya memenuhi energi (sumber makanan). Hewan membutuhkan makanan untuk tetap hidup dan pasangan untuk beregenerasi. Sedang manusia mempunyai kebutuhan yang lebih kompleks dibanding tumbuhan dan juga hewan.
Sebelum membahas Bagaimana memahami kebutuhan diri masing masing? tentu baiknya adalah paham mengenai macam macam kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia dibagai menjadi tiga yakni Kebutuhan Primer, Sekunder dan Tersier. Tiga jenis kebutuhan ini memiliki peran dan intensitas yang berbeda beda bagi setiap personnya. Kebutuhan primer adalah kebutuhan mutlak yang harus dimiliki seperti makan, minum, tempat tinggal, pakaian dan lain lain. Kebutuhan sekunder adalah hal yang lazimnya dimiliki jika kebutuhan primer sudah terpenuhi. Kemudian untuk kebutuhan tersier adalah hal yang juga lazimnya dimiliki jika kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.
Lantas Bagaimana memahaminya?. Kebutuhan personal yang berbeda ini adalah kata kuncinya. Mengetahui kebutuhan otomatis mengetahui apa yang diperlukan dalam upaya berkembang dari ke-stagnan-an bergerak. Sedikit memberikan argumentasi tentang wacana pemahaman kebutuhan personal
Me(n)Cari Potensi Diri
Sederhana, potensi adalah hal mendasar yang ada pada diri. Dengan memahami potensi maka secara tidak langsung akan berfikir tentang kebutuhan yang harus terpenuhi. Potensi diri ini umumnya akan berkembang jika terdapat penyokong berupa kebutuhann yang terpenuhi. Semisal seseorang memahami potensi literasi tulis menulis, maka hal yang dibutuhkan adalah untuk berkembang adalah kebutuhan terkait fasilitas pendukung berupa buku, bolpoin, bahkan laptop.
Me(ng)Analisa Sosial dan Me(ng)Analisa Lingkungan
Kebutuhan akan bergerak beriringan dengan keadaan sosial dan lingkungan. Jika kita berhasil dan mampu menganalisis keadaan sosial dan lingkungan ini dengan baik. Tentu kita akan mampu memahami kebutuhan secara lebih tepat sasaran. Keadaan sosial dan keadaan lingkungan adalah hal mutlak yang perlu dianalisis dalam upaya pemahaman kebutuhan personal
(me)Rancang Strategi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Rancangan strategi jangka pendek maupun jangka panjang dapat membantu secara spesifik kebutuhan personal masing masing. Hal ini karena jika rancangan strategi tersusun dengan gamblang tentu list kebutuhan personal ke depan akan lebih detail untuk dilakukan.

Kebutuhan hidup menjadi hal mutlak yang diperlukan untuk berkembang. Oleh sebab itu harapan penulis tentang argumentasi jawaban dari pertanyaan bagaimana memahami kebutuhan diri masing masing? menjadi wacana bagi semua dalam upaya untuk terus berkarya.  Memang sederhana tetapi bercita cita mulia.

Adil Berfikir Ikhlas Berkarya. Salam


Moch. Faizul Huda
Malang, 19 April 2017
Previous
Next Post »