Menulis; Hal Sederhana Menyoal Produktivitas




“Hal yang besar selalu diawali dari hal yang paling kecil”

Semua orang mempunyai alasan tersendiri untuk menulis. Menulis berarti belajar merangkai sebuah kata menjadi kalimat, merangkai kalimat menjadi rangkaian kalimat, merangkai rangkain kalimat menjadi paragraf, merangkai paragraf menjadi rangkaian paragraf, hingga tersusun rangkaian tulisan yang saling berkesinambungan. Menulis bisa dikatakan gampang gampang susah. Gampang jika sudah terbiasa, dan terasa susah jika belum dan tidak pernah memulai untuk menulis. Menulis menjadi hegemoni yang terus berkembang dikalangan dunia teknologi dan media komunikasi. Banyak tulisan yang bertemakan kegiatan individu seseorang sampai tulisan yang bertemakan tentang isu isu yang sedang trend. Magnet tulisan hari ini menjadi hal yang dicari dan digali, berbekal hal tersebut tulisan menjadi hal yang harus dikembangkan bagi setiap kalangan baik pemuda, pekerja, maupun kalangan yang lain.
Menulis sendiri memiliki hal yang berbeda jika dibandingkan kegiatan yang lain. Menulis  itu mengabdikan diri untuk keabadian. Banyak cara yang dapat dilakukan agar semua orang punya jiwa menulis. Yang paling sederhana adalah dengan gelisah, gelisah terhadap keadaan sekitar, keadaan lingkungan, keadaan yang membuat terkekangnya ilmu pengetahuan dan wawasan luar. Gelisah bisa menjadikan diri seseorang lebih posesif untuk mencoba menggali ruang baru untuk berkembang. Gelisah adalah hal yang berbeda jika dipahami dengan saksama. Gelisah berarti berfikir, berfikir sebuah ide dan gagasan baru untuk lebih baik. Selain itu gelisah akan mencerminkan diri terhadap dinamika sosial yang semakin memprihatinkan.
Selain gelisah, hal sederhana dalam mengawali sebuah tulisan adalah menguasai media informasi dan komunikasi. Media dapat berupa apasaja, hari ini yang terus dan masih eksis adalah media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, BBM, Whatsapp, Line, Path, Blogg, dan lain sebagainya. Setiap media sosial mempunyai ciri yang berbeda beda dalam perkembangannya. Hal kecil itu dapat diawali dari sebauh caption maupun status halnya menyikapi keadaan sekitar dan ataupun pengalaman pribadi. Terkadang kita sendiri tidak sadar bahwa kita telah menulis, secara tidak sadar kita menjadi sesorang yang sok bijak, sok tenang dan sok sok yang lain. Tapi itu justru lebih baik, karena menguasai media informasi dan komunikasi berarti berani tampil beda, percaya diri dan bangga dengan apa yang kita lakukan pada waktu itu. Langkah sederhana mungkin, tinggal bagaimana memoles untuk menjadi sebuah tulisan yang sebenarnya.
Menulis adalah hal berani yang tidak semua orang bisa melakukannya. Untuk mendapatkan tema tulisan yang menarik kita harus belajar dari yang paling seerhana. Tema dan topik tulisan itu beragam, mulai dari kegiatan keseharian dan lain lain. Tema dan topik tulisan juga tidak lebih dari coretan coretan sederhana yang kemudian disulap menjadi karya yang inergik dan menggelora. Tema dan topik tulisan akan muncul sendiri didalam pikiran kita jika hal itu sudah terbiasa. Mengalir dalam moment dan terbiasa dalam keseharian kita. Selanjutnya hal yang paling penting ketika ingin menciptakan budaya menulis adalah melakukannya dengan istiqomah, dengan mencoba menulis secara istiqomah kita telah berusaha aktif berkontribusi terhadap dunia literasi. Karena menulis adalah tantangan dalam proses keproduktifan, menulis adalah belajar untuk lebih responsif terhadap segala keadaan. Menulis adalah solusi untuk sebuah permasalahan yang hari ini dirasakan semua pemuda di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini adalah cambuk semangat untuk berkarya, menjawab permasalahan dinamika sosial secara komprehensif dan tetap solutif. semoga ini ini tidak berhenti sampai disini, karena “menulis adalah hal kecil yang besar”.


Moch. Faizul Huda
Malang, 26 Maret 2017

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
27 Maret 2017 pukul 08.56 delete

Menulis mu saya suka pak. Semoga istiqoma

Reply
avatar